Zat aditif merupakan
zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk menambah manis, menambah aroma,
menambah rasa dan beberapa fungsi yang lainnya. Zat aditif dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Zat aditif alami tidak
mengganggu kesehatan tubuh sedangkan zat aditif buatan akan mengganggu
kesehatan apalagi dikonsumsi melebihi batas yang dianjurkan.
Zat aditif dalam
makanan memiliki beberapa tujuan antara lain:
1.
Pengawet
Ada
3 cara untuk mengawetkan makanan:
a)alami
Secara
alami asam jawa,garam dapur,merica,pala,laos, dan ketumbar juga dapat
mengawetkan makanan
b)sintetis
Pengawet
yang biasa digunakan adalah BHA dan BHT yang berfungsi sebagai antioksidan
serta natrium nitrat. Selain itu banyak yang menggunakan asam cuka, asam sitrat,benzoate,propionate,nitrit,sorbet
dan sulfit untuk mengawetkan makanan..
c)tanpa
zat aditif
Dapat
juga dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam kulkas, pengeringan ataupun
dengan pengasapan namun kekurangannya adalah tidak semua mikroba yang dapat
mati dengan pengawetan ini dan juga dapat mengurangi nilai gizi dari makanan
tersebut.
2.
Pemanis
a)alami
Dapat
diperoleh dari madu,gula aren,gula tebu dan lain-lain.
b)sintetis
Pemanis
sebagai zat aditif dapat digolongkan menjadi 2 yaitu yang nutritif (mengandung
kalori) seperti glukosa, fruktosa dan laktosa dan nonnutritif (tidak mengandung
kalori) seperti miralin dan monellin.
Aspartam,sakarin dan siklamat merupakan
beberapa contoh zat aditif sintetis untuk menambah manis rasa dari makanan
tersebut. Bagi penderita diabetes memang dianjurkan untuk mengkonsumsi pemanis
buatan tapi tetap tidak melewati batas yang dianjurkan. Baru-baru ini diteliti
pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali dibanding glukosa
mengalahkan sakarin yang memiliki tingkat kemanisan 500 kali dibandingkan
glukosa yaitu sukralose.
3.
Penguat rasa
a) alami
Penguat
rasa atau penyedap alami dapat berasal dari kunyit,ketumbar,pala,merica,cabai
dan laos.
b)
sintetis
Penguat
rasa yang sering digunakan adalah MSG (monosodium glutamat) yang memiliki
beberapa macam efek samping jika masuk ke dalam tubuh melebih batas
toleransinya.. Selain MSG yang sering digunakan dan berbahaya juga adalah
boraks
4.
Pewarna
a)alami
Sedangkan
pewarna alami yang dapat digunakan antara lain adalah kunyit, pandan,wortel
(beta karoten),cokelat,karamel dan lain-lain.
b)sintetis
Pewarna
yang sering digunakan dalam makanan kemasan adalah tartrazin Alluna merah Eritrosin,
Biru birlian FCF,Indigokarmin, Kuning sumzet,Tartrazin,Hijau fast FCF,Benzyl
violet.
Pewarna seperti rhodamin B dan methanol yellow
merupakan pewarna yang dilarang digunakan sebagai zat aditif walaupun hanya
sedikit karena digunakan untuk pewarna tekstil.
5.
Pengental
Berfungsi
untuk membuat kental sehingga menambah nilai jual makanan tersebut. Contohnya
adalah pati,gelatin atau gum.
6.
Pengatur pH
Salah
satu indikator kestabilan komponen dalam makanan adalah dilihat dari pHnya
sehingga untuk mengatur pH nya digunakan zat adittif seperti natrium karbonat.
7.
Pengemulsi
Digunakan
untuk membentuk system dispersi yang homogen. Contohnya gum arab dan agar-agar.
8.
Penambah gizi
Di
dalam proses pengolahan,beberapa kandungan gizi dalam makanan berkurang
sehingga perlu ditambah dengan zat aditif seperti asam askorbat atau feri
fosfat.
9.
Pengeras
Makanan
dicegah agar tidak melunak karena proses tertentu misalnya dengan menggunakan
kalium glukonat.
10.
Pemutih
Zat
aditif pemutih biasanya digunakan pada tepung pada saat proses pemanggangan
seperti aseton peroksida
Beberapa zat aditif yang masih diragukan
penggunaannya adalah sodium nitrat, turunan asam tartrat, gliserol/gliserin,
L-asam tartrat, asam lemak dan asam stearat. Untuk penggunaannya sebaiknya
tidak menggunakan zat aditif ini walaupun dalam porsi yang tidak banyak agar
terhindar dari berbagai penyakit.
Zat aditif sintetis diatas jika dikonsumsi melebihi
batas yang telah dianjurkan akan memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh
seperti kanker,gangguan pencernaan,migrain,gangguan ginjal, dan lain-lain
sehingga hal ini patut untuk diwaspadai.
Jika ingin menggunakan pewarna sintetis dalam
makanan maka pemakaiannya kira-kira <300 mg/BP dan pewarna yang digunakan
memiliki label FD&C yang artinya food drugs cosmetics.
Makanan yang banyak mengandung zat aditif kebanyakan
adalah makanan ringan,bumbu botolan dan makanan instan serta jajanan pasar.
Sehingga ada baiknya kita mengurangi mengkonsumsi makanan seperti itu. Ada
baiknya kita mengkomsumsi makanan segar yang langsung dimasak sendiri tanpa
penambahan zat aditif sintetis tentunya.
No
|
Jenis zat
aditif
|
Porsi yang
dianjurkan
|
1
|
siklamat
|
500 mg-3 g/kg
|
2
|
sakarin
|
50-300 mg/kg
|
3
|
sorbitol
|
5 g/kg
|
4
|
Benzoat
|
600 mg-1 g/kg
|
5
|
propionat
|
2-3 g/kg
|
6
|
nitrit
|
50-125 mg/kg
|
7
|
sorbat
|
1 g/kg
|
8
|
sulfit
|
50-500 mg/kg
|
9
|
alginat
|
3-20 g/kg
|
10
|
Butyl hidroksi
anisol (BHA)
|
100-200 mg/kg
|
11
|
askorbat
|
100-1000 mg/kg
|
12
|
Butyl hidroksi
toluene (BHT)
|
100-1000 mg/kg
|
13
|
Asam sitrat
|
5-25 g/ kg
|
14
|
Kalim bikarbonat
|
2-50 g/kg
|
|
|
|
Zat aditif mengalami perkembangan yang pesat
sehingga artikel yang saya tulis diatas masih belum sempurna. Teman-teman yang
memiliki informasi tentang zat aditif silahkan di share disini ya..:)))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar